Sunday, September 25, 2016

Rest Area Sitinjau Lauik Kota Padang

Sitinjau Lauik. sebuah lokasi  yang terletak di Jalan Raya Padang - Solok masuk dalam kecamatan Lubuk Kilangan  dengan ketinggian lebih dari 1000 mdpl dengan alam perbukitan dan udara yang sejuk. Sitinjau lauik merupakan gerbang masuk kota Padang dari sebelah Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Solok.

Panaroma 2 Sitinjau Lauik sering dijadikan Rest Area baik bagi pengendara roda 2 maupun roda 4. Selain sejuk dengan alam perbukitannya juga merupakan sebuah titik / lokasi dimana pengunjung bisa melihat kota Padang dengan lebih baik dan Samudera Hindia beserta pulau pulau yang ada di depannya.


Melihat kondisi Panorama 2 saat ini yang menyediihkan, alangkah baiknya Pemkot Kota Padang meningkatkan fasilitas dan mengelola Panorama 2 Sitinjau Lauik ini dengan lebih profesional sebagai salah satu tujuan wisata Kota Padang,

Dalam hal ini Pareso memberikan solusi atau sebuah ide bagaimana menjadikan Panorama 2 Sitinjau Lauik menjadi sebuah tujuan wisata / rest area dengan pelayanan terbaik. dan semoga bermanfaat dan dapat terealisasi dengan cepat, aamiin





read more

Sunday, June 12, 2016

Kemenpar: Mandeh bakal jadi KEK pariwisata




| 3.203 Views

Kawaswan Wisata Mandeh, Sumatera Barat. (googlemaps.com)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pariwisata menyatakan wilayah Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, bakal menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata dengan menonjolkan keindahan wisata bahari.

Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas Kemenpar Hiramsyah Sambudhy Thaib dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, mengatakan setelah Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menetapkan Mandeh sebagai sentra pariwisata, sekitar 400 hektare lahan di Mandeh akan dibangun pusat amenitas seperti hotel, balai pertemuan (convention hall), restoran, dan sebagainya.

Mandeh terletak di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, berbatasan langsung dengan Kota Padang.

Pertengahan 2017, kawasan Mandeh yang berjarak 56 kilometer dari Kota Padang itu menjadi KEK pariwisata dan akan menjadi seperti kawasan Nusa Dua, Bali.

"Dulu, Nusa Dua jauh dari Denpasar, jauh dari keramaian Kuta, dan minim fasilitas publik. Sekarang, Nusa Dua sudah berkelas dunia dan menjadi pusat konvensi," kata Hiramsyah.

Mantan Ketua Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia 2002 mengatakan dampak KEK itu buat perekonomian sangat signifikan dan Mandeh kelak bisa menjadi motor penggerak pertumbuhan industri di Sumbar.

"Area 400 hektare itu sebagai KEK pariwisata. Tapi yang terdampak oleh KEK itu adalah seluruh Sumatera Barat," katanya.

Hiramsyah sependapat dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya yang menempatkan Mandeh sebagai "Raja Ampat Sumatera" sebagaimana pesona yang dimiliki Raja Ampat di Papua Barat.

Kekuatan pesona Mandeh ada di bahari, wisata laut, pantai dan bawah laut.

"Sekarangpun Mandeh sudah menjadi objek wisata tetapi belum dioptimalkan. Saat ini Mandeh belum bisa dijadikan sebagai destinasi wisata utama. Maka dari itu perlu dilakukan pembangunan ini," kata Hiramsyah yang sudah keliling kawasan Mandeh melalui laut.

Meskipun pemanfaatan pariwisata Mandeh belum optimal, kawasan ini sudah dipadati oleh wisatawan nusantara dan mancanegara setiap tahun.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016

sumber berita
read more

Thursday, June 02, 2016

BAHASA INDONESIA BAHASA ASEAN


Bila tak ada halangan pada bulan September nanti, para delegasi ASEAN Inter-Parliamentary Assemby (AIPA) menggelar pertemuan lanjutan di Kamboja. Yang menarik, dalam pertemuan itu akan diputuskan, apakah bahasa Indonesia akan menjadi bahasa resmi negara-negara ASEAN.

Hal ini
terungkap dari pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie yang menjadi salah seorang delegasi Indonsia disela-sela pertemuan tingkat tinggi KTT. “Usulan (bahasa Indonesia bahasa resmi ASEAN) pada tahun lalu itu sudah diterima oleh seluruh delegasi. Karena apa, Thailand salah satunya menggunakan bahasa Indonesia, Filipina Selatan, Malaysia, Singapura, Brunei juga. Jadi hampir sebagaian anggota (ASEAN) berbahasa Indonesia,” kata Marzuki Alie.

“Begitu kita sampaikan, langsung bisa saling mengerti dan memahami,” ujarnya. Bahasa Indonesia dianggap layak menjadi bahasa resmi ASEAN. Apalagi, hampir di beberapa negara di Asia Tenggara akrab dengan bahasa Indonesia. Bahkan di Australia, Bahasa Indonesia dijadikan kurikulum di sekolah.

“Sudah sepantasnya begitu, bahasa Indonesia jadi bahasa resmi ASEAN. Karena dari jumlah pemakai, ya memang bahasa Indonesia yang terbanyak. Akan lebih besar jika ditambah Malaysia dan Brunei yang serumpun bahasanya,” kata aktivis sekaligus politisi PDI-P, Eva Kusuma Sundari.

Eva yakin, peluang Bahasa Indonesia disahkan menjadi Bahasa di ASEAN semakin besar. Alasannya, di Australia, dengan pertimbangan politis mengajarkan bahasa Indonesia menjadi kurikulum resmi. “Artinya, Bahasa Indonesia mempunyai peluang menjadi bahasa resmi dunia dan itu dimulai di ASEAN. Tak ada aliternatif bahasa lain selain bahasa Indonesia menjadi bahasa ASEAN,” Eva meyakini.
Sumber : www.mindtalk.com

read more